Rabu, 17 November 2010

perlawanan rakyat indonesia terhadap inggris

7.perlawanan rakyat indonesia terhadap inggris

 Merefleksikan kekuatan moral Konferensi Asia Afrika masa lalu, kini, dan masa yang akan datang.

”Bahwa kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan...”

Pembukaan UUD 1945

Tidak ada suatu bangsa yang sehebat Indonesia dalam berkomitmen bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri keadilan. Hal ini masuk dalam landasan konstitusional kita bangsa Indonesia dalam menapaki sejarah berbangsa di muka bumi.

Ir. Sukarno juga secara lugas menggunakan kata-kata ini ”PENJAJAHAN DI ATAS DUNIA HARUS DIHAPUSKAN” dalam pembukaan konferensi Asia Afrika untuk menekan perilaku penjajahan kolonial barat yang menindas bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Konferensi pada bulan April 1955, KAA yang berhasil diselenggarakan di Bandung yang dihadiri oleh 22 pemimpin negara Asia dan 7 pemimpin negara-negera Afrika.
Pada masa itu berarti komitmen ini secara otomatis menjadi penantang terhadap hegemoni negara-negara besar yang pada umumnya memiliki negeri-negeri jajahan. Mereka merupakan negara-negara adidaya pada masa itu. Inggris merupakan negara yang paling banyak memiliki negara jajahan dimana-mana, Belanda, Portugis, Prancis, Spanyol dan Amerika Serikat.

Kata-kata menghapuskan penjajahan dimuka bumi menjadi ”mantra” yang luar biasa yang menyebabkan hadirin pada konfrensi Asia Afrika bertepuk tangan hampir 30 menit lamanya. Tidak sedikit dari mereka yang meleleh air matanya, menandai bangsa-bangsa yang bermartabat ini harus merdeka. Harus bangkit!

Para Pemimpin KAA jalan kaki di BandungMengapa begitu gemuruh dan begitu suka cita? Karena bangsa-bangsa Asia Afrika haus terhadap kemerdekaan saudara-saudara. Gelegar pidato Ir Sukarno yang menentang penjajahan dimuka bumi disambut secara sangat antusias oleh negara-negara peserta konferensi yang berjumlah hampir 29 negara Asia Afrika itu.

Tetapi ditempat lain diseberang sana, di tanah negari-negeri yang maju, yang dananya berasal dari penindasan dan kolonialisme. Bangsa-bangsa kolonial tersebut mendidih darahnya mendengar pidato pembukaan Ir. Sukarno dalam konferensi Asia Afrika tersebut.

Presiden Amerika Serikat Dwight D. Eisenhower secara langsung mengatakan bahwa Sukarno adalah diktator Asia yang harus digulingkan. Frank Wisner, Deputi Direktur Perencanaan CIA mengeluarkan komentar pada tahun 1956, ”Saya pikir, inilah waktunya kita menyeret kaki Soekarno ke bara api.”

Pejabat-pejabat Belanda mengatakan bahwa Indonesia adalah ladang ektrimis dan pengganggu Papua Barat. Inggris yang tidak suka keterlibatan intelegen Indonesia di Singapura pada saat pelepasan Singapura dari Malaysia, mengatakan bahwa Indonesia sebagai Teroris Asia Tenggara.

Portugal mengatakan sebagai pelanggar HAM. Walaupun jelas-jelas mereka menjajah, menindas dan melegalkan perbudakan, tetapi mereka masih berani menggunakan kata-kata HAM. Dasar keblinger!!!. Harusnya kata-kata itu dimiliki oleh bangsa-bangsa Asia Afrika dalam pembahasan di konferensi bukan mereka para kolonialis itu.

Para penjajah-penjajah itu menghamburkan kata-kata najis kepada Ir. Sukarno. Padahal para kolonialis itulah yang sebenarnya imperial kriminal yang merusak tatanan dunia saat itu.

Tidak mudah untuk menggugah suatu kemerdekaan bangsa-bangsa yang terjajah untuk saat itu saudara-saudara. Benar-benar tidak mudah. Semua bangsa kolonial itu memiliki senjata-senjata yang terhebat pada masa itu, tetapi bangsa Asia Afrika benar-benar masih merangkak... seperti bayi yang belum tahu apa-apa, apalagi membuat senjata.

Bangsa Asia Afrika memang benar-benar masih lemah, kecuali Jepang dan China. Tetapi kedua bangsa besar inipun masih banyak dirundung masalah. Jepang baru kalah perang dan China masih punya masalah dalam negerinya.

Tapi sekarang Saudara, Lihatlah! Bangsa-bangsa bayi ini setelah refleksi Asia Afrika yang kita bangun telah menjadi negara-negara yang merdeka kini, walaupun masih ada sebagian saudara kita yang terjajah seperti Palestina, Afghanistan dan Irak. Semoga kemerdekaan akan segera mereka raih. Tetapi lihatlah China yang menjadi adidaya, India yang menjadi negara maju, Afrika Selatan, Vietname, Malaysia dan banyak lagi negara-negara anggota KAA lain yang sudah menjadi negara maju.

Setidak-tidaknya bangsa Indonesia sedikit berbangga bahwa perjuangan Bapak-Bapak bangsa kita dahulu yang membangkitkan semangat bangsa-bangsa terjajah akan menjadi api semangat bangsa-bangsa terjajah. Sesemangat ketika tetes air mata dari ribuah wajah-wajah Asia dan Afrika mengalir, sambil menantikan Abad-Abad Asia Afrika Berjaya!
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar